Rabu, 03 Mei 2017

TURUNAN FUNGSI ALJABAR





KONSEP TURUNAN
Untuk memahami konsep dasar turunan, tinjaulah dua masalah yang kelihatannya berbeda. Masalah pertama adalah masalah garis singgung, sedangkan masalah kedua adalah masalah kecepatan sesaat. Satu dari kedua masalah itu menyangkut geometri dan lainnya yang menyangkut mekanika terlihat seperti tidak ada hubungan. Sebenarnya, kedua masalah itu merupakan kembaran yang identik. Agar lebih jelasnya, pelajari uraian berikut.

1. Garis Singgung
                 
Amati Gambar 1.
grafik persamaan garis singgung
Gambar 1. Grafik persamaan garis singgung.
Misalkan A adalah suatu titik tetap pada grafik y = f(x) dan B adalah sebuah titik berdekatan yang dapat dipindah-pindahkan sepanjang grafik y = f(x). Misalkan, titik A berkoordinat (a, f(a)) maka titik B berkoordinat (a + Δx, f(a + Δx)). Garis yang melalui A dan B mempunyai gradien (kemiringan) http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Cfrac%7Bf%5Cleft%20%28%20a+%5CDelta%20x%20%5Cright%20%29-f%5Cleft%20%28%20a%20%5Cright%20%29%7D%7B%5CDelta%20x%7D . Garis ini memotong grafik di dua titik A dan B yang berbeda.

Jika titik B bergerak sepanjang kurva y = f(x) mendekati titik A maka nilai Δx semakin kecil. Jika nilai Δx mendekati nol maka titik B akan berimpit dengan titik A. Akibatnya, garis singgung (jika tidak tegak lurus pada sumbu-x) adalah garis yang melalui A(a, f(a)) dengan gradien :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20m_%7BAB%7D=%5Clim_%7B%5CDelta%20x%5Crightarrow%200%7D%5Cfrac%7Bf%5Cleft%20%28%20a+%5CDelta%20x%20%5Cright%20%29-f%5Cleft%20%28%20a%20%5Cright%20%29%7D%7B%5CDelta%20x%7D ...(1)

Contoh Soal :

Tentukan gradien garis singgung pada kurva f(x) = x2 di titik dengan absis 2
Jawab :
gradien garis singgung pada kurva f(x) = x2 di titik dengan absis 2
Jadi, gradien garis singgung kurva f(x) = x2 di titik dengan absis x = 2 adalah m = 4.

2. Kecepatan Sesaat

definisi kecepatan sesaat v di x = a, yaitu

rumus kecepatan sesaat v di x = a

Contoh Soal:

Sebuah benda bergerak sepanjang garis lurus sehingga kedudukannya setelah x detik memenuhi persamaan f (x) = 6x3 + x2 , dengan f(x) dinyatakan dalam meter.

a. Tentukan kecepatan rata-rata benda dalam selang waktu 2 ≤ x ≤ 3.
b. Berapa kecepatan sesaat benda pada x = 2 detik?

Pembahasan :

a.  kecepatan rata-rata benda dalam selang waktu 2 ≤ x ≤ 3
Jadi, kecepatan rata-ratanya adalah 119 m/s.
b.
kecepatan sesaat benda pada x = 2 detik

Jadi, kecepatan pada saat x = 2 atau pada detik kedua adalah 76 meter/detik.
3. Turunan Fungsi di x = a

Jika fungsi y = f(x) terdefinisi di sekitar x = a maka :
Jika http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Clim_%7B%5CDelta%20x%5Crightarrow%200%7D%5Cfrac%7B%5CDelta%20y%7D%7B%5CDelta%20x%7D ada maka nilainya disebut turunan fungsi f(x) di x = a. Turunan fungsi f ialah suatu fungsi juga, yaitu fungsi turunan yang dilambangkan dengan f ‘(x). Untuk menyatakan turunan di x = a dinyatakan dengan f ‘(a). Jadi,

turunan di x = a dinyatakan dengan f ‘(a)

Contoh Soal:

1.      Gunakan konsep limit untuk menyelesaikan soal berikut ini. Jika f (x) = x2 – x , tentukan f'(5).
               
Jawaban :
soal konsep limit
2.      Panjang sebuah persegipanjang sama dengan tiga kali lebarnya. Tentukan laju perubahan luas terhadap lebar untuk lebar = 5 cm.
Jawaban :

Misalkan, lebar = l cm maka panjang = p = 3 × l = 3l dan luas = L = p × l = 3l . l = 3l2.

Jadi, L = f (l) = 3l2.

Laju perubahan luas terhadap lebar l untuk l = 5 adalah L ‘(5).

Laju perubahan luas terhadap lebar l untuk l = 5
4. Mengenal Notasi Leibnitz

Anda telah mempelajari bahwa turunan fungsi f(x) dinotasikan dengan f '(x). Nilai Δx menyatakan perubahan nilai x, yaitu Δx = x2 – x1. Adapun perubahan f(x + Δx) – f(x) menyatakan perubahan nilai fungsi f(x) dinotasikan dengan Δf. Selanjutnya, bentuk limit tersebut dapat dituliskan menjadi :
http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Clim_%7B%5CDelta%20x%5Crightarrow%200%7D%5Cfrac%7B%5CDelta%20f%7D%7B%5CDelta%20x%7D.
Selain itu, terdapat notasi lain untuk menyatakan turunan fungsi, yaitu df/dx . Diketahui fungsi :

y = f(x)    ....(1)

sehingga turunan fungsi (1) dapat dituliskan menjadi :

http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Cfrac%7B%5CDelta%20y%7D%7B%5CDelta%20x%7D=y%27=f%27%5Cleft%20%28%20x%20%5Cright%20%29
                                               
Notasi tersebut diperkenalkan oleh seorang ahli matematika Jerman, yaitu Gottfried Wilhelm Leibnitz (1646–1716) sehingga dinamakan notasi Leibnitz, tepatnya notasi Double d Leibnitz.

Contoh Soal :

Misalkan f(x) = x3 , tentukanlah :

a. df / dx

b. nilai x sehingga df / dx = 12

Penyelesaian :

a.
pembahasan soal turunan fungsi

b. df / dx = 3x2 maka 3x2 = 12 ↔ x = ± 2.

Jadi, nilai x yang memenuhi df / dx = 12 adalah x = ± 2.


CARA MENENTUKAN TURUNAN FUNGSI


1. Menentukan Turunan Fungsi f(x) = axn


Contoh Soal :

Tentukan df/dx untuk fungsi-fungsi berikut.

a. f (x) = ½ x2

b. g (x) = http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20-%5Cfrac%7B1%7D%7B3x%5E%7B8%7D%7D

Jawaban :
penyelesaian turunan fungsi
b. Menentukan Turunan Fungsi f(x) = k dengan k= konstanta

                                           

3.Turunan Fungsi Berbentuk y = u ± v

Diketahui, fungsi y = f(x) dengan f(x) = u(x) + v(x), dalam hal ini u(x) dan v(x) fungsi yang dapat diturunkan di x = a untuk a bilangan real. Dengan demikian,
Turunan Fungsi Berbentuk y = u ± v

Dari uraian tersebut, dapatkah Anda menduga bentuk umum turunan fungsi y = u ± v? Cobalah nyatakan bentuk tersebut dengan kata-kata Anda sendiri. Konsep turunan fungsi y = u ± v yang telah Anda pelajari tersebut memperjelas kesimpulan berikut.

Misalkan, a adalah bilangan real sebarang sehingga berlaku y ' = f '(a) = u'(a) + v'(a) ; untuk y = u + v maka y' = u' + v'
                
Contoh Soal:

Tentukan turunan fungsi berikut. f (x) = x3 – 3x2

Jawaban :
 f(x) = x3 – 3x2 maka f '(x) = 3x2 – 6x
                                                               
4. Turunan Fungsi y = c . u  

Diketahui, fungsi y = f(x) dengan f(x) = c . u(x), dalam hal ini c konstanta dan u(x) fungsi yang dapat diturunkan di x = a untuk a bilangan real sehingga :
Turunan Fungsi y = c . u
                          
Misalkan, a adalah sebarang bilangan real sehingga untuk y = f(a) = c . u(a) berlaku f '(a) = c . u'(a). Akibatnya, dari y = cu berlaku y' = c . u'.

Contoh Soal:
Tentukan turunan f(x) = 3x2

Jawaban :
f(x) = 3x2 maka f '(x) = 6x


5. Turunan Fungsi y = uv
                              
Diketahui, fungsi y = f(x) dengan f(x) = u(x) · v(x), dengan u(x) dan v(x) adalah fungsi yang dapat diturunkan di x = a, untuk a bilangan real. Oleh karena itu :
Turunan Fungsi y = uv

Oleh karena itu, jika y = f(x) = u(x) · v(x) dengan a bilangan real sebarang berlaku f '(a) = u(a) · v'(a) + v(a) · u'(a). Untuk y = u · v, maka y' = uv' + vu'.

Contoh Soal UMPTN 1999

Turunan dari y = (1 – x)2(2x + 3) adalah ....

Jawaban :

Misalkan, u = (1 – x)2 maka
u ‘ = 2(1 – x)(–1) = –2(1 – x).
Misalkan, v = (2x + 3) → v ‘ = 2
y = uv
y ‘= u’v + uv’
= –2(1 – x)(2x + 3) + (1 – x)2(2)
= 2(1 – x)[(–2x – 3) + (1 – x)]
= 2(1 – x)(–3x – 2)
= 2(1 – x)(–1)(3x + 2)
= 2(x – 1)(3x + 2).



6. Turunan Fungsi y = un

Diketahui y = f(u) dengan f(u) = un dan u = g(x). Jika fungsi u = g(x) dapat diturunkan di x = a, untuk a bilangan real maka :
http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20g%27%5Cleft%20%28%20a%20%5Cright%20%29=%5Clim_%7B%5CDelta%20x%5Crightarrow%200%7D%5Cfrac%7Bg%5Cleft%20%28%20a+%5CDelta%20x%20%5Cright%20%29-g%5Cleft%20%28%20x%20%5Cright%20%29%7D%7B%5CDelta%20x%7D
Oleh karena a bilangan real sebarang maka :
                              
Dengan cara yang sama, dapatkah Anda memperoleh :
http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20f%27%5Cleft%20%28%20u%20%5Cright%20%29=%5Clim_%7B%5CDelta%20x%5Crightarrow%200%7D%5Cfrac%7B%5CDelta%20y%7D%7B%5CDelta%20x%7D?
Untuk Δx mendekati nol maka Δu mendekati nol sehingga :
Turunan Fungsi y = un
f(u) = un, f '(u) =nun – 1 sehingga y'(x) = nun – 1 u'(x).

Untuk y = un , maka y' = nun – 1 u'(x).

Contoh Soal :
Tentukan turunan  f(x) = (2 + 3x2)9

Jawab :
(x) = (2 + 3x2)9

Misalkan, u = 2 + 3x2 maka u’(x) = 6x sehingga f (x)= u9

f ‘(x) = 9u8 . u’(x) = 9(2 + 3x2)8 .6x = 54x(2 + 3x2)8

8. Turunan Fungsi y = u/v
Diketahui, fungsi y = f(x) dengan f(x) = http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Cfrac%7Bu%5Cleft%20%28%20x%20%5Cright%20%29%7D%7Bv%5Cleft%20%28%20x%20%5Cright%20%29%7D , dalam hal ini u(x) dan v(x) fungsi yang dapat diturunkan di x = a untuk a bilangan real maka :
Turunan Fungsi y = u/v

Oleh karena itu, jika y = f(x) = http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Cfrac%7Bu%5Cleft%20%28%20x%20%5Cright%20%29%7D%7Bv%5Cleft%20%28%20x%20%5Cright%20%29%7D dengan a sebarang bilangan
real sehingga berlaku f '(a) = 

maka f '(x) = 

Untuk y = u/v , berlaku y' = http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Cfrac%7Bu%5C,%20%27v-uv%5C,%20%27%7D%7Bv%5E%7B2%7D%7D


PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PADA KURVA
                                                               
1.    Gradien garis singgung






Perhatikan gambar di samping
Gradien garis AB adalah
m =
        =
        =
 

y=f(x)
 

 
                                                                                
Apabila garis ABdiputar pada titik A maka titik B akan bergerak mendekati titik A (h→0) maka tali busur ABmenjadi garis singgung (g) pada kurva y = f(x) di titik A (a,f(a))dengan gradient
           


 
Sehingga persamaan garis singgung pada kurva y = f(x) di titik A (a,f(a)) atau A (x1,y1) adalah


Rounded Rectangle: y – y1 = m (x – x1)
 
           
Contoh :
Diketahui kurva y = x2 – 3x + 4 dan titik A (3,4)
  1. Tentukan gradient garis singgung di titik A.
  2. Tentukan persamaan garis singgung di titik A.
Jawab:
y = x2 – 3x + 4
y’ = 2x – 3
  1. Gradien di titik A (3,4)
m = y’x=3 = 2.3 – 3 = 6 – 3 = 3
      b. Persamaan garis singgung di titik A (3,4)
          y – y1 = m (x – x1)
          y – 4   = 3  (x – 3  )
          y – 4   = 3x – 9
                y   = 3x – 5
TEOREMA L’HOPITAL

Jika x = a disubstitusikan ke bentuk http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Clim_%7Bx%5Crightarrow%20a%7D%5Cfrac%7Bf%5Cleft%20%28%20x%20%5Cright%20%29%7D%7Bg%5Cleft%20%28%20x%20%5Cright%20%29%7D diperoleh bentuk tak tentu http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Cfrac%7B0%7D%7B0%7D atau http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Cfrac%7B%5Cinfty%7D%7B%5Cinfty%7D , Anda dapat menggunakan teorema L' Hopital. Teorema ini dikemukakan kali pertama oleh Marquis L' Hopital, seorang matematikawan Prancis (1661–1704 M).

Definisi Soal 28 :

Jika http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Clim_%7Bx%5Crightarrow%20a%7D f (x) = 0, http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Clim_%7Bx%5Crightarrow%20a%7D g (x) = 0, serta http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Clim_%7Bx%5Crightarrow%20a%7D%5Cfrac%7Bf%5C,%20%27%5Cleft%20%28%20x%20%5Cright%20%29%7D%7Bg%5C,%20%27%5Cleft%20%28%20x%20%5Cright%20%29%7D ada, baik terhingga atau tak hingga maka  :


Perluasan teorema L'Hopital adalah :
(Proses berakhir jika hasil akhir tidak berbentuk http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Cfrac%7B0%7D%7B0%7D).

Contoh Soal: Tentukan limit fungsi berikut.

 http://latex.codecogs.com/gif.latex?%5Cfn_jvn%20%5Clim_%7Bx%5Crightarrow%200%7D=%5Cfrac%7Bcos%5C:%204x-1%7D%7Bx%5C:%20sinx%7D

Jawaban :

substitusi langsung limit fungsi turunan kedua





APLIKASI TURUNAN

1.Fungsi Naik dan Fungsi Turun
y
 
                                                                                                                          

 
y
 
           
f(x1)
 
           














f(x2)
 









f(x1)
 





 










0
 
1.  Fungsi f(x) disebut fungsi naik pada interval a ≤ x ≤ b, jika untuk setiap x1
     dan x2 dalam interval a ≤ x ≤ b berlaku :
    
             x2  >  x1     f(x2) > f(x1)            (gb. 1)
                          
2.      Fungsi f(x) disebut fungsi turun pada interval a ≤ x ≤ b, jika untuk setiap x1 dan x2  dalam interval a ≤ x ≤ b berlaku :

             x2  >  x1     f(x2) < f(x1)            (gb. 2)

3.      Fungsi f disebut fungsi naik pada titik dengan absis a, jika f’ (a) > 0
4.      Fungsi f disebut fungsi turun pada titik dengan absis a, jika f’ (a) < 0


Contoh
Tentukan pada interval mana fungsi f(x) = x3 + 9x2 + 15x + 4 merupakan :
  1. Fungsi naik
  2. Fungsi turun
Jawab:
f(x) = x3 + 9x2 + 15x + 4
  1. Syarat fungsi turun
f’(x) < 0
            3x2 + 18x + 15 < 0
            x2 + 6x + 5 < 0
            (x+1) (x+5) < 0
            Harga batas
            x = -1   ,  x  =  -5




       Jadi fungsi naik pada interval
                 -5 < x  < -1

 
f’(x) = 3x2 + 18x + 15
  1. Syarat fungsi naik
f’(x) > 0
            3x2 + 18x + 15 > 0
            x2 + 6x + 5 > 0
            (x+1) (x+5) > 0
            Harga batas
            x = -1   ,  x  =  -5








-5
 

-1
 

 


       Jadi fungsi naik pada interval
             x < 5 atau x > -1  




2. NILAI STASIONER







Perhatikan grafik fungsi y = f(x) disamping
Pada titik A,B,C dan D dengan absis berturut-turut x = a, x = b, x = c dan x = d menyebabkan f’(x) = 0 maka f(a), f(b), f(c) dan f(d) merupakan nilai – nilai stasioner.
 

 











Jenis – jenis nilai stasioner
+
 
+
 
1. Nilai stasioner di titik A.
0
 
    Pada :  x < a diperoleh f’(x) > a
a
 
                x = a diperoleh f’(x) = a
                x > a diperoleh f’(x) < a
                     
    Fungsi yang mempunyai sifat demikian dikatakan fungsi f(x) mempunyai nilai
    stasioner maksimum f(a) pada x = a dan titik (a,f(a)) disebut titik balik maksimum.


2. Nilai stasioner di titik B dan D.
-
 
-
 
0
 
a.  Pada  :  x < b diperoleh f’(x) < 0
b
 
                  x = b diperoleh f’(x) = 0
                  x > b diperoleh f’(x) < 0
 



Fungsi ini mempunyai nilai stasioner belok turun f(b) pada x = b dan titik (b,f(b)) disebut titik belok.
   b. Pada : x < d diperoleh f’ (x) > 0
+
 
+
 
0
 
                  x = d diperoleh f’ (x) = d
                  x > d diperoleh f’ (x) > d


 



       fungsi ini mempunyai nilai stasioner belok turun f(d) pada x = dan titik (d,f(d))
       disebut titik belok
Pada titik B atau D sering hanya disingkat nilai stasioner belok.

3. Nilai stasioner di titik E
0
 
+
 
-
 
    Pada : x < e diperoleh f’(x) < 0
               x = e diperoleh f’(x) = 0
e
 
               x > e diperoleh f’(x) > 0


 


  Fungsi ini mempunyai nilai stasioner minimum f(e) pada x = e dan titik (e,f(e))
  disebut titik balik minimum.

Contoh :
Tentukan titik stasioner dan jenisnya dari fungsi f(x) = x2 + 2x
Jawab : f(x) = x2 + 2x
             f’(x) = 2x + 2
                     = 2(x + 1)
Nilai stasioner didapat dari f’(x) = 0
             2(x + 1) = 0
                       x  = -1                                 
f(-1) = (-1)2 + 2(-1) = -1
Jadi diperoleh titik stasioner (-1,-1)


x = 1
X
2 ( x + 1 )
f’(x)
   -1-                  -1                 -1+
    -                     0                  +
    -                    0                   +
Bentuk grafik




Titik balik minimum



3.MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI
                     
Untuk menggambar grafik fungsi y = f(x) ada beberapa langkah sebagai berikut :
  1. Tentukan titik-titik potong grafik dengan sumbu x ( jika mudah ditentukan ), yaitu diperoleh dari y = 0.
  2. Tentukan titik potong dengan sumbu y, yaitu diperoleh dari x = 0.
  3. tentukan titik-titik stasioner dan jenisnya.
  4. tentukan nilai-nilai y untuk nilai x besar positif dan untuk x yang besar negative.

Contoh :
Diketahui persamaan y = f(x) = 3x – x3, tentukan :
  1. Tentukan titik potong dngan sumbu x dan sumbu y.
  2. Nilai stasioner dan titik stasioner.
  3. Nilai y untuk x besar positif dan untuk x besar negative.
  4. Titik Bantu
Jawab:
  1. i. Grafik memotong sumbu x, bila y = 0.
Y = 0 = 3x – x3
↔ 0 = x (3 – x2)
↔ 0 = x ( - x ) ( + x)
Titik potong sumbu x adalah (0,0), (,0), (-,0)
             ii. memotong sumbu y, jika x = 0
                 y = 3x – x3
                 y = 3.0 - 03
                 y = 0
                 titik potong sumbu y adalah (0,0)
  1. Syarat stasioner adalah : f’ (x) = 0
 f’ (x) = 3 – 3x2
↔ 3 (1 - x 2)
↔ 3 (1 – x) (1 + x)
x = 1,  x = -1
untuk x = 1, f(1) = 3(1) – (1)3 = 2
          x = -1, f(-1) = 3(-1) – (-1)3 = -2
nilai stasionernya : y = 2 dan y = -2
titik stasioner : (1,2) dan (-1,-2)

  1. y = 3x – x2 , untuk nilai x besar maka bilangan 3 dapat diabaikan terhadap x, sehingga y = -x3. Jika x besar positif maka y = besar negative dan jika x besar negative maka y besar positif.

  1. y
     
    Titik Bantu

















 
           x     -2     2       -3      3     
               
1
 
             





  -2        -1        0           1         2    
        



 
,                y      2      -2      18    -18   










-√3
 

 

 



1 komentar: