KONSEP TURUNAN
Untuk
memahami konsep dasar turunan, tinjaulah dua masalah yang kelihatannya berbeda.
Masalah pertama adalah masalah garis singgung, sedangkan masalah kedua adalah
masalah kecepatan sesaat. Satu dari kedua masalah itu menyangkut geometri dan
lainnya yang menyangkut mekanika terlihat seperti tidak ada hubungan.
Sebenarnya, kedua masalah itu merupakan kembaran yang identik. Agar lebih
jelasnya, pelajari uraian berikut.
1. Garis Singgung
Amati
Gambar 1.
Gambar 1. Grafik persamaan garis singgung.
|
Misalkan
A adalah suatu titik tetap pada grafik y = f(x) dan B adalah sebuah titik berdekatan
yang dapat dipindah-pindahkan sepanjang grafik y = f(x). Misalkan, titik A
berkoordinat (a, f(a)) maka titik B berkoordinat (a + Δx, f(a + Δx)). Garis
yang melalui A dan B mempunyai gradien (kemiringan) . Garis ini memotong grafik di
dua titik A dan B yang berbeda.
Jika
titik B bergerak sepanjang kurva y = f(x) mendekati titik A maka nilai Δx
semakin kecil. Jika nilai Δx mendekati nol maka titik B akan berimpit dengan
titik A. Akibatnya, garis singgung (jika tidak tegak lurus pada sumbu-x) adalah
garis yang melalui A(a, f(a)) dengan gradien :
...(1)
Contoh
Soal :
Tentukan
gradien garis singgung pada kurva f(x) = x2 di titik
dengan absis 2
Jawab :
Jadi,
gradien garis singgung kurva f(x) = x2 di titik dengan
absis x = 2 adalah m = 4.
2. Kecepatan
Sesaat
definisi
kecepatan sesaat v di x = a, yaitu
Contoh
Soal:
Sebuah
benda bergerak sepanjang garis lurus sehingga kedudukannya setelah x detik
memenuhi persamaan f (x) = 6x3 + x2 ,
dengan f(x) dinyatakan dalam meter.
a.
Tentukan kecepatan rata-rata benda dalam selang waktu 2 ≤ x ≤ 3.
b.
Berapa kecepatan sesaat benda pada x = 2 detik?
Pembahasan
:
Jadi,
kecepatan rata-ratanya adalah 119 m/s.
b.
Jadi,
kecepatan pada saat x = 2 atau pada detik kedua adalah 76 meter/detik.
3. Turunan Fungsi di x = a
Jika
fungsi y = f(x) terdefinisi di sekitar x = a maka :
Jika ada maka nilainya disebut
turunan fungsi f(x) di x = a. Turunan fungsi f ialah suatu fungsi juga, yaitu
fungsi turunan yang dilambangkan dengan f ‘(x). Untuk menyatakan turunan di x =
a dinyatakan dengan f ‘(a). Jadi,
Contoh Soal:
1.
Gunakan konsep limit untuk menyelesaikan soal berikut ini. Jika f
(x) = x2 – x , tentukan f'(5).
Jawaban :
2.
Panjang sebuah persegipanjang sama dengan tiga kali lebarnya.
Tentukan laju perubahan luas terhadap lebar untuk lebar = 5 cm.
Jawaban :
Misalkan,
lebar = l cm maka panjang = p = 3 × l = 3l dan luas = L =
p × l = 3l . l = 3l2.
Jadi, L =
f (l) = 3l2.
Laju
perubahan luas terhadap lebar l untuk l = 5 adalah L ‘(5).
4. Mengenal
Notasi Leibnitz
Anda telah mempelajari bahwa
turunan fungsi f(x) dinotasikan dengan f '(x). Nilai Δx menyatakan perubahan
nilai x, yaitu Δx = x2 – x1. Adapun perubahan f(x + Δx) –
f(x) menyatakan perubahan nilai fungsi f(x) dinotasikan dengan Δf. Selanjutnya,
bentuk limit tersebut dapat dituliskan menjadi :
.
Selain itu, terdapat notasi lain
untuk menyatakan turunan fungsi, yaitu df/dx . Diketahui fungsi :
y = f(x) ....(1)
sehingga turunan fungsi (1) dapat
dituliskan menjadi :
Notasi tersebut diperkenalkan oleh
seorang ahli matematika Jerman, yaitu Gottfried Wilhelm Leibnitz (1646–1716)
sehingga dinamakan notasi Leibnitz, tepatnya notasi Double d Leibnitz.
Contoh Soal :
Misalkan f(x) = x3 ,
tentukanlah :
a. df / dx
b. nilai x sehingga df / dx =
12
Penyelesaian :
a.
b. df / dx = 3x2 maka
3x2 = 12 ↔ x = ± 2.
Jadi, nilai x yang memenuhi df /
dx = 12 adalah x = ± 2.
CARA MENENTUKAN TURUNAN FUNGSI
1. Menentukan
Turunan Fungsi f(x) = axn
Contoh Soal :
Tentukan df/dx untuk
fungsi-fungsi berikut.
a. f (x) = ½ x2
b. g (x) =
Jawaban :
b. Menentukan Turunan Fungsi f(x) = k
dengan k= konstanta
3.Turunan Fungsi Berbentuk y = u ± v
Diketahui, fungsi y = f(x) dengan
f(x) = u(x) + v(x), dalam hal ini u(x) dan v(x) fungsi yang dapat diturunkan di
x = a untuk a bilangan real. Dengan demikian,
Dari uraian tersebut, dapatkah
Anda menduga bentuk umum turunan fungsi y = u ± v? Cobalah nyatakan bentuk
tersebut dengan kata-kata Anda sendiri. Konsep turunan fungsi y = u ± v yang
telah Anda pelajari tersebut memperjelas kesimpulan berikut.
Misalkan, a adalah bilangan real
sebarang sehingga berlaku y ' = f '(a) = u'(a) + v'(a) ; untuk y = u + v maka
y' = u' + v'
Contoh Soal:
Tentukan turunan fungsi berikut. f
(x) = x3 – 3x2
Jawaban :
f(x) = x3 – 3x2 maka f
'(x) = 3x2 – 6x
4. Turunan Fungsi y = c . u
Diketahui, fungsi y = f(x) dengan
f(x) = c . u(x), dalam hal ini c konstanta dan u(x) fungsi yang dapat
diturunkan di x = a untuk a bilangan real sehingga :
Misalkan, a adalah sebarang bilangan
real sehingga untuk y = f(a) = c . u(a) berlaku f '(a) = c . u'(a). Akibatnya,
dari y = cu berlaku y' = c . u'.
Contoh Soal:
Tentukan turunan f(x) = 3x2
Jawaban :
f(x) = 3x2 maka f
'(x) = 6x
5. Turunan Fungsi y = uv
Diketahui, fungsi y = f(x) dengan
f(x) = u(x) · v(x), dengan u(x) dan v(x) adalah fungsi yang dapat diturunkan di
x = a, untuk a bilangan real. Oleh karena itu :
Oleh karena itu, jika y = f(x) =
u(x) · v(x) dengan a bilangan real sebarang berlaku f '(a) = u(a) · v'(a) +
v(a) · u'(a). Untuk y = u · v, maka y' = uv' + vu'.
Contoh Soal UMPTN 1999
Turunan dari y = (1 – x)2(2x
+ 3) adalah ....
Jawaban :
Misalkan, u = (1 – x)2 maka
u ‘ = 2(1 – x)(–1) = –2(1 – x).
Misalkan, v = (2x +
3) → v ‘ = 2
y = uv
y ‘= u’v + uv’
= –2(1 – x)(2x + 3) + (1 – x)2(2)
= 2(1 – x)[(–2x – 3) + (1 – x)]
= 2(1 – x)(–3x – 2)
= 2(1 – x)(–1)(3x + 2)
= 2(x – 1)(3x + 2).
6. Turunan Fungsi y = un
Diketahui y = f(u) dengan f(u)
= un dan u = g(x). Jika fungsi u = g(x) dapat diturunkan
di x = a, untuk a bilangan real maka :
Oleh karena a bilangan real
sebarang maka :
Dengan cara yang sama, dapatkah
Anda memperoleh :
Untuk Δx mendekati nol maka Δu
mendekati nol sehingga :
f(u) = un, f '(u) =nun – 1 sehingga
y'(x) = nun – 1 u'(x).
Untuk y = un , maka y' = nun
– 1 u'(x).
Contoh Soal :
Tentukan turunan f(x) = (2 + 3x2)9
Jawab :
(x) = (2 + 3x2)9
Misalkan, u = 2 + 3x2 maka
u’(x) = 6x sehingga f (x)= u9
f ‘(x) = 9u8 .
u’(x) = 9(2 + 3x2)8 .6x = 54x(2 + 3x2)8
8. Turunan Fungsi y = u/v
Diketahui, fungsi y = f(x) dengan
f(x) = , dalam hal ini u(x) dan v(x)
fungsi yang dapat diturunkan di x = a untuk a bilangan real maka :
Oleh karena itu, jika y = f(x)
= dengan a sebarang bilangan
real sehingga berlaku f '(a)
=
maka f '(x) =
Untuk y = u/v , berlaku y'
=
PERSAMAAN
GARIS SINGGUNG PADA KURVA
1. Gradien garis singgung
|
||||
|
||||
Apabila garis ABdiputar pada titik A maka titik B akan
bergerak mendekati titik A (h→0) maka tali busur ABmenjadi garis singgung (g)
pada kurva y = f(x) di titik A (a,f(a))dengan gradient
Sehingga
persamaan garis singgung pada kurva y = f(x) di titik A (a,f(a)) atau A (x1,y1)
adalah
Contoh :
Diketahui kurva y = x2 – 3x + 4 dan titik A (3,4)
- Tentukan gradient garis singgung di titik A.
- Tentukan persamaan garis singgung di titik A.
Jawab:
y = x2 – 3x + 4
y’ = 2x – 3
- Gradien di titik A (3,4)
m = y’x=3 = 2.3 – 3 = 6
– 3 = 3
b. Persamaan
garis singgung di titik A (3,4)
y – y1
= m (x – x1)
y – 4 = 3
(x – 3 )
y – 4 = 3x – 9
y = 3x – 5
TEOREMA L’HOPITAL
Jika x = a disubstitusikan ke bentuk diperoleh bentuk tak tentu atau , Anda dapat menggunakan teorema L' Hopital. Teorema ini dikemukakan kali pertama oleh Marquis L' Hopital, seorang matematikawan Prancis (1661–1704 M).
Definisi Soal 28 :
Jika f (x) = 0, g (x) = 0, serta ada, baik terhingga atau tak hingga maka :
Perluasan teorema L'Hopital adalah :
(Proses berakhir jika hasil akhir tidak berbentuk ).
Contoh Soal: Tentukan limit fungsi berikut.
Jika x = a disubstitusikan ke bentuk diperoleh bentuk tak tentu atau , Anda dapat menggunakan teorema L' Hopital. Teorema ini dikemukakan kali pertama oleh Marquis L' Hopital, seorang matematikawan Prancis (1661–1704 M).
Definisi Soal 28 :
Jika f (x) = 0, g (x) = 0, serta ada, baik terhingga atau tak hingga maka :
Perluasan teorema L'Hopital adalah :
(Proses berakhir jika hasil akhir tidak berbentuk ).
Contoh Soal: Tentukan limit fungsi berikut.
Jawaban :
APLIKASI TURUNAN
1.Fungsi Naik dan
Fungsi Turun
|
|
|
|
|
|||||||||||
|
|||||||||||
|
dan
x2 dalam interval a ≤ x ≤ b berlaku :
x2 >
x1 f(x2) >
f(x1) (gb. 1)
2. Fungsi
f(x) disebut fungsi turun pada interval a ≤ x ≤ b, jika untuk setiap x1 dan
x2 dalam interval a ≤ x ≤ b berlaku :
x2 >
x1 f(x2) <
f(x1) (gb. 2)
3. Fungsi
f disebut fungsi naik pada titik dengan absis a, jika f’ (a) > 0
4. Fungsi
f disebut fungsi turun pada titik dengan absis a, jika f’ (a) < 0
Contoh
Tentukan pada
interval mana fungsi f(x) = x3 + 9x2 + 15x + 4 merupakan
:
- Fungsi naik
- Fungsi turun
Jawab:
f(x) = x3 + 9x2 + 15x + 4
|
- Syarat fungsi naik
f’(x) > 0
3x2
+ 18x + 15 > 0
x2
+ 6x + 5 > 0
(x+1)
(x+5) > 0
Harga
batas
x =
-1 ,
x = -5
|
|
Jadi fungsi naik pada interval
x < 5
atau x > -1
2. NILAI STASIONER
|
|||
Jenis – jenis nilai stasioner
|
|
|
|
x > a diperoleh f’(x) < a
Fungsi yang mempunyai sifat demikian
dikatakan fungsi f(x) mempunyai nilai
stasioner maksimum f(a) pada x = a dan titik
(a,f(a)) disebut titik balik maksimum.
2. Nilai stasioner di titik B dan D.
|
|
|
|
x > b diperoleh f’(x) <
0
Fungsi ini mempunyai nilai stasioner
belok turun f(b) pada x = b dan titik (b,f(b)) disebut titik belok.
b. Pada : x < d diperoleh f’ (x) > 0
|
|
|
x > d diperoleh f’ (x) >
d
fungsi ini
mempunyai nilai stasioner belok turun f(d) pada x = dan titik (d,f(d))
disebut titik belok
Pada titik B atau D sering hanya disingkat nilai stasioner
belok.
3. Nilai stasioner di titik E
|
|
|
x = e
diperoleh f’(x) = 0
|
Fungsi ini mempunyai nilai stasioner minimum f(e) pada x = e dan titik
(e,f(e))
disebut titik balik minimum.
Contoh :
Tentukan titik stasioner dan
jenisnya dari fungsi f(x) = x2 + 2x
Jawab : f(x) = x2 + 2x
f’(x) = 2x + 2
= 2(x + 1)
Nilai stasioner didapat dari f’(x)
= 0
2(x + 1) = 0
x = -1
f(-1) = (-1)2 + 2(-1) =
-1
Jadi diperoleh titik stasioner
(-1,-1)
|
x = 1
|
|||
X
2 ( x + 1 )
f’(x)
|
-1- -1 -1+
- 0 +
- 0 +
|
|||
Bentuk grafik
|
Titik balik minimum
|
3.MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI
Untuk menggambar grafik fungsi y = f(x) ada beberapa langkah
sebagai berikut :
- Tentukan titik-titik potong grafik dengan sumbu x ( jika mudah ditentukan ), yaitu diperoleh dari y = 0.
- Tentukan titik potong dengan sumbu y, yaitu diperoleh dari x = 0.
- tentukan titik-titik stasioner dan jenisnya.
- tentukan nilai-nilai y untuk nilai x besar positif dan untuk x yang besar negative.
Contoh :
Diketahui persamaan y = f(x) = 3x – x3, tentukan
:
- Tentukan titik potong dngan sumbu x dan sumbu y.
- Nilai stasioner dan titik stasioner.
- Nilai y untuk x besar positif dan untuk x besar negative.
- Titik Bantu
Jawab:
- i. Grafik memotong sumbu x, bila y = 0.
Y = 0 = 3x – x3
↔ 0 = x (3 – x2)
↔ 0 = x ( - x ) ( + x)
Titik potong
sumbu x adalah (0,0), (,0), (-,0)
ii.
memotong sumbu y, jika x = 0
y =
3x – x3
y =
3.0 - 03
y = 0
titik
potong sumbu y adalah (0,0)
- Syarat stasioner adalah : f’ (x) = 0
f’ (x) = 3 – 3x2
↔ 3 (1 - x 2)
↔ 3 (1 – x) (1
+ x)
x = 1, x = -1
untuk x = 1, f(1) = 3(1) – (1)3
= 2
x = -1, f(-1) = 3(-1) – (-1)3
= -2
nilai stasionernya : y = 2 dan y =
-2
titik stasioner : (1,2) dan (-1,-2)
- y = 3x – x2 , untuk nilai x besar maka bilangan 3 dapat diabaikan terhadap x, sehingga y = -x3. Jika x besar positif maka y = besar negative dan jika x besar negative maka y besar positif.
-
y
x
-2 2 -3
3 …
|
|
|
makasih yah kak berguna sekali untuk belajar
BalasHapusElever Media Indonesia