Rabu, 15 Oktober 2014

Materi Bahasa



RIMA BERDASARKAN BUNYI 

- Rima Sempurna
Sebuah Rima dinamakan Rima sempurna apabila seluruh suku akhirnya berriama sama.
Misalnya:
pe-ti
ha-ti
ra-kit
sa-kit


- Rima Tidak Sempurna
Sebuah Rima dinamakan rima tidak sempurna apabila yang berrima hanya sebagian suku akhirnya.
Misalnya:
ma-lang
ter-bang
pe-ri-gi
ha-ti


- Rima Mutlak
Sebuah Rima dinamakan Rima Mutlak apabila seluruh kata berrima.
Misalnya:
Mendatang-datang jua
kenangan lama lampau
Menghilang muncul jua
yang dulu sinau-silau

Perhatikan: Kata jua yang diulang dua kali pada tempat yang sama itu berrima mutlak.


- Rima Terbuka
Sebuah Rima dinamakan Rima terbuka apabila suku akhir suku terbuka dengan vokal yang sama.
Misalnya:
ku-da
la-da
ke-mu-mu
il-mu


- Rima Tertutup
Sebuah Rima dinamakan Rima tertutup bila yang berrima itu suku akhir tertutup dengan vokal yang diikuti konsonan yang sama.
Misalnya:
la-mun
da-un
cem-pe-dak
beng-kak

- Rima Asonansi
Sebuah Rima dinamakan rima asonansi bila yang berrima ialah vokal-vokal yang menjadi kata-kata, baik pada satu baris maupun pada baris-baris yang berlainan.

Misalnya:
mum-bang
tum-bang
kum-bang
se-ku-pang
se-du-lang
se-gu-dang

Yang disebut asonasi ialah vokal-vokal u, a pada kata-kata pertama dan e, u, a pada kata-kata kedua

- Rima Aliterasi
Sebuah rima dinamakan rima aliterasi bila berrima itu bunyi-bunyi awal pada kata yang sebaris, maupun pada baris-baris berlainan.

Misalnya
Bukan beta bijak bestari
pandai mengubah madahan syair


- Rima Disonansi
Sebuah Rima dinamakan Rima disonasi apabila vokal-vokal yang menjadi rangka kata-kata seperti pada asonasi diatas tadi memberikan kesan bunyi-bunyi yang berlawanan

Misalnya:
bu-dak
ti-das
tan-ding (u-a/a-i)
man-dur (i-a/a-u)

SAJAK

    Sajak merupakan puisi Melayu moden yang berbentuk bebas dan tidak terikat pada jumlah baris, perkataan sebaris, rangkap, rima dan sebagainya.
 
     Sifat bebas yang dimiliki oleh sajak ini bermaksud keupayaan dan kesediaan sajak dalam menerima bentuk-bentuk yang terdapat daripada puisi tradisional mahupun kemunculan bentuk-bentuk baru yang dihasilkan berdasarkan kreativiti dan sensitiviti penyair mahupun penggabungan daripada bentuk -bentuk yang sedia ada. Kebebasan sajak dalam aspek bentuk dapat dilihat melalui cara ianya dihasilkan dan  ditulis. Namun, sajak masih lagi terikat dengan penerapan dan penggunaan bahasa sebagai medium penyampaian.

       
         Persoalan sebenar tentang pengertian sajak masih lagi sukar didapati dengan tepat dan jelas. Malah ada yang keliru antara sajak dan puisi. Apa itu sajak? Sajak dan Puisi, sama atau tidak? persoalan-persoalan seperti ini seringkali didengari. Sajak adalah pengucapan dengan perasaan yang di dalamnya mengandungi fikiran dan tanggapan (H.B. Jassin). Maksudnya, sajak adalah suara hati atau luahan perasaan penyairnya. Sajak lahir daripada jiwa dan perasaan tetapi sajak yang baik bukan mainan kata semata-mata. Sajak yang baik membawa gagasan serta pemikiran yang dapat menjadi renungan masyarakat. Sajak terbentuk daripada kata-kata yang terbaik dalam susunan terbaik. Kata-kata terbaik bermaksud wujudnya nilai rasa dan nilai erti yang seimbang dan bersifat harmonis antara kata dan maksud.

            Menurut Za'ba,  puisi adalah karangan berangkap. Katanya, puisi tidak memakai perenggan seperti prosa. Rangkap puisi lama (puisi konvensional) terdiri daripada baris tetap dan seimbang manakala puisi moden (sajak) ternyata sudah melanggar ciri konvensional seperti mana yang terdapat pada pantun dan syair.

            Sajak zaman awal masih mengekalkan sebahagian besar ciri puisi yang konvensional itu tetapi lama kelamaan sajak menjadi semakin bebas sehingga akhirnya lahir apa yang dinamakan sajak eksperimen (merujuk kepada sajak-sajak 3V (yang dipelopori oleh A. Ghafar Ibrahim), sajak suku kata, dan sajak konkrit). Walaupun sajak eksperimen sukar mendapat tempat di media massa, kemunculannya tetap mewarnai peta puisi tanah air.


                 Kata Muhammad Haji Salleh, sajak adalah bentuk sastera yang kental dengan muzik bahasa serta kebijaksanaan penyair dan tradisinya. Ini menjelaskan bahawa sajak itu indah dan merdu (apabila dideklamasikan). Seperti H.B Jassin, Muhammad Haji Salleh tetap mempertahankan bahawa sajak yang baik adalah sajak yang indah bahasanya dan dapat melancarkan kebijaksanaan  (tidak kosong atau bombastik)


JENIS-JENIS SAJAK
  • Sajak Penuh

      Sajak yang suku kata akhirnya mempunyai bunyi bunyi yang sama seperti syair tetapi aspek yang lain  
      tidak.
  • Sajak Paruh (Asonansi)

      Sajak ini memperlihatkan pengulangan bunyi dengan bunyi huruf vokal yang sama dalam hampir seluruh
      baris.
  • Sajak Pangkal (Aliterasi)

      Sajak ini memperlihatkan pengulangan konsonan yang sama pada kata awal.
  • Sajak Rangka

      Satu rangka menunjukkan bunyi di hujung baris yang sama tetapi tidak tersusun seakan-akan terdapat
      pada gandaan tidak serupa.
  • Sajak Lompang (Blank verse) atau sajak bebas (Free verse)

      Sajak ini tidak mempunyai bentuk yang sama, rupa, nahu, bunyi dan tatabahasanya.
  • Sajak Enjambermen 

      Sajak ini tidak mempunyai keselarasan bentuk tetapi susunan ayat panjang yang patah-patah atau
      dikerat-kerat serta bersambung pada baris-baris berikutnya.
  • Sajak Eksperimen

      Sajak ini disebut juga sajak percubaan yang dihasilkan dalam bentuk yang tidak menentu.



Home » Bahasa Indonesia » Perubahan Makna Kata : Meluas dan Menyempit
Meluas dan Menyempit                          


 Sebelumnya kita telah membahas tentang perubahan makna kata. Salah satu contoh perubahan makna kata adalah
meluas dan menyempit.Sekarang kita akan membahas tentang meluas dan menyempit.



A. MAKNA MELUAS

1  .    Kakak
      Kakak yang sebenarnya bermakna saudara sekandung yang lebih tua, meluas maknanya menjadi siapa saja yang pantas dianggap atau disebut sebagai saudara yang lebih tua.
Contoh :
Supaya kamu bisa mengerti tentang museum ini, kalian bisa bertanya kepada kakak – kakak yang siap membantu.

2.    Ibu
Ibu yang bermakna sebenarnya adalah orang yang melahirkan kita, meluas menjadi siapapun wanita yang lebih tua dari kita atau kedudukannya lebih tinggi.
Contoh :
Ibu guru yang saya hormati.

3.    Adik
Adik yang bermakna sebenarnya adalah saudara sekandung yang lebih muda, meluas menjadi siapa saja yang pantas dianggap atau disebut sebagai saudara yang lebih muda.
Contoh                       :
Adik – adik kelas kita mendapat nilai ujian yang bagus.

4.    Bapak
Bapak yang bermakna sebenarnya adalah ayah kita, meluas menjadi siapapun pria yang lebih tua dari kita atau kedudukannya lebih tinggi.
Contoh:
Bapak kepala sekolahku bernama Bapak Sofian Rubana.

5.    Saudara
Saudara bermakna sebenarnya merupakan bagian dari keluarga, meluas menjadi sebutan lain untuk kata kamu.
Contoh :
Saudara – saudara sebangsa dan setanah air.

6.    Putra
Kata putra semula digunakan hanya untuk menyebut anak-anak laki – laki seorang raja, meluas menjadi sebutan untuk anak lelaki.
Contoh :
Putra tetangga saya bernama Reyhan.

7.    Petani
Petani dulu dipakai untuk seseorang yang bekerja dan menggantungkan hidupnya dari mengerjakan sawah, tetapi sekarang kata tersebut dipakai untuk keadaan yang lebih luas. Penggunaan pengertian petani ikan, petani tambak, petani lele merupakan bukti bahwa kata petani meluas penggunaannya.
Contoh :
Dia adalah seorang petani garam.

8.    Indonesia
Indonesia disebut perluasan makna karena terdiri dari beberapa bagian.
Contoh :
Indonesia terletak di Benua Asia.

9.    Kopi
Kopi disebut sebagai perluasan makna karena kopi dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
Contoh                       :
Guruku sedang minum kopi.

10. Pulau Sumatera
Pulau Sumatera disebut sebagai perluasan makna karena dapat dibagi menjadi beberapa bagian.
Contoh :
Budi membaca buku tentang Pulau Sumatera.

11. Dokter
Dokter disebut sebagai perluasan makna karena dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
Contoh :
Saya kemarin pergi ke dokter.

12. Benih
Makna sesungguhnya adalah bibit tumbuhan, meluas menjadi penyebab.
Contoh :
Saraswatilah yang menjadi benih pertikaian di keluarga Santoso.

13. Berlayar
Kata berlayar yang dahulu berarti “mengarungi lautan dengan kapal layar” sekarang berganti menjadi “pergi kelaut dengan berbagai macam kapal”.
Contoh :
Mereka berlayar dari Indonesia ke Malaysia.

14. Putri
Kata putri semula digunakan hanya untuk menyebut anak-anak perempuan seorang raja, meluas menjadi sebutan untuk anak perempuan.
Contoh :
Putrinya bernama Desi.

15. Saudara
Saudara disebut sebagai perluasan makna karena dapat dibagi menjadi beberapa jenis(sepupu,dll).
Contoh :
Budi menginap di rumah saudaranya.
  
16. Jalan – jalan
Makna sesungguhnya adalah berjalan, maknanya meluas menjadi melakukan perjalanan atau libur
Contoh :
Minggu depan keluarga Basuki akan jalan-jalan ke Hongkong. 
  
17. Kemudi

 Makna sebenarnya adalah setir kendaraan, maknanya meluas menjadi kepemimpinan.
Contoh :
Anak muda itulah yang memegang kemudi perusahaan ini.

 B. MAKNA MENYEMPIT

1.    Penulis
Penulis makna sebenarnya adalah orang yang menulis, menyempit maknanya menjadi sebuah profesi.
Contoh :
Raditya Dika adalah seorang penulis. 

2.    Pendeta
Makna sebenarnya adalah orang yang berilmu, menyempit maknanya menjadi guru kristen.
Contoh :
Para Pendeta itu sedang melakukan kebaktian.

3.    Sastra
Makna sebenarnya adalah tulisan dalam arti umun, menyempit menjadi tulisan yang berbau seni.
Contoh :
Bado membuat sastra dengan tangannya sendiri.

4.    Motor
Makna sebenarnya adalah semua alat penggerak, menyempit menjadi sepeda motor.
 Contoh :
Motor Andi kemarin rusak.

5.    Kitab
Makna sebenarnya adalah semua jenis buku, menyempit maknanya menjadi buku-buku suci atau keagamaan.
Contoh :
Kitab agama Islam adalah Al-qur’an.

6.    Sarjana
Makna sebenarnya adalah orang pandai atau cendekiawan, menyempit maknanya menjadi orang yang lulus dari perguruan tinggi, seperti tampak pada sarjana sastra, sarjana ekonomi, dan sarjana hukum.
Contoh :
Saya bercita – cita menjadi sarjana hukum

7.    Pembantu
Makna sebenarnya adalah orang yang membantu, menyempit maknanya menjadi sebuah profesi.
Contoh :
Pembantu saya berasal dari Semarang.

8.    Madrasah
Makna sebenarnya adalah semua sekolah, menyempit maknanya menjadi sekolah khusus bercirikan Islam.
Contoh :
Di madrasah, kami diajari cara menghafal Al qur’an.

9.    Bau
Makna sebenarnya adalah semua jenis bau–bauan (wangi dan tidak enak), menyempit maknanya ke bau yang tidak enak atau busuk.
Contoh :
Bau sekali baju ini!

10. Ustad
Makna sebenarnya adalah guru, maknanya menyempit menjadi guru agama Islam.
Contoh :
Ustad Harun sedang pergi melakukan ibadah umroh.

 11. Dokter Kandungan
Dokter kandungan disebut penyempitan makna karena merupakan jenis dari dokter.
Contoh :
Kemarin Ibu Nana pergi ke dokter kandungan.

12. Bunga Mawar
Bunga mawar disebut penyempitan makna karena merupakan salah satu jenis bunga.
Contoh :
Rina sangat menyukai bunga mawar.
  
13. Pohon Mangga
Pohon mangga disebut penyempitan makna karena merupakan salah satu jenis pohon.
Contoh :
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, Rudi beristirahat di bawah pohon mangga.

14. Kopi Luwak
Kopi Luwak merupakan salah satu jenis dari kopi.
Contoh :
Takayuki sedang meminum kopi luwak.

15. Sepupu
Sepupu merupakan salah satu bagian dari saudara.
Contoh :
Saya berlibur ke rumah sepupu yang ada di Jakarta.

16. Jurusan
Makna sebenarnya dalah tujuan perjalanan, maknanya menyempit menjadi jurusan manajemen, jurusan akuntansi,dll.
Contoh           :
Saya ingin mengambil jurusan manajemen di Universitas Pajajaran.
- See more at: http://zakianwarfarizan.blogspot.com/2013/11/meluas-dan-menyempit.html#comment-form








Sinonim

Pada saat menyimak pembacaan teks berita yang dilakukan temanmu, tentu kamu menemukan bentuk-bentuk pertalian makna kata sebagai sinonim dan antonim. Apa sinonim dan antonim itu? Marilah kita pelajari lebih dahulu teori kebahasaan!
Sinonim adalah pertalian dua kata atau lebih yang memiliki makna sama atau hampir sama. Suatu kata bersinonim dengan kata lainnya apabila dalam kalimat yang sama, kata-kata tersebut dapat saling menggantikan. Atau kata-kata yang memiliki kesamaan arti secara struktural atau leksikal dalam berbagai urutan kata-kata sehingga memiliki daya tukar (substitusi)
Contoh:
– ciri      = tanda
– benar = betul
– agar    = supaya
– rajin    = giat
– hemat = irit
Contoh dalam kalimat:
– Pak Iwan meninggal dunia pada hari Kamis.
Pak Iwan wafat pada hari Kamis.
– Baju yang dikenakan Aulia sangat cantik.
Baju yang dikenakan Aulia sangat indah.
1. Sinonim mutlak
Kata-kata yang dapat bertukar tempat dalam konteks kebahasaan apa pun tanpa mengubah makna struktural dan makna leksikal dalam rangkaian kata/frasa/klausa/kalimat. Contoh:
o    kosmetik = alat kecantikan
o    laris = laku, larap
o    leksikografi = perkamusan
o    kucing = meong
2. Sinonim semirip
Kata-kata yang dapat bertukar tempat dalam konteks kebahasaan tertentu tanpa mengubah makna struktural dan leksikal dalam rangkaian kata/frasa/klausa/kalimat tersebut saja. Contoh:
o    melatis = menerobos
o    lahiriah = jasmaniah
3. Sinonim selingkung
Kata-kata yang dapat saling mengganti dalam satu konteks kebahasaan tertentu saja secara struktural dan leksikal.
Contoh:  lemah = lemas

Antonim

Antonim adalah kata-kata yang memiliki pertalian makna bertentangan secara penuh atau secara sebagian dalam berbagai urutan kata.
1.  Antonim berpasangan
kata-kata yang secara makna jelas bertentangan karena didasarkan pada makna pasangannya sehingga tidak bisa dipertentangkan tanpa kehadiran makna pasangannya. Jika salah satu unsur dinegatifkan, tidak secara serta-merta memunculkan pasangannya. Contoh:
o    (ber)-dosa >< suci  (tidak (ber)-dosa ≠suci)
o    istri >< suami  (bukan istri ≠ suami)
o    pembeli >< penjual (bukan pembeli ≠ penjual)
2. Antonim melengkapi
Kata-kata yang secara makna bertentangan, tetapi kehadiran makna salah satu kata bersifat melengkapi kehadiran makna yang lain. Contoh:
o    pertanyaan >< jawaban
o    mencari >< menemukan
3. Antonim berjenjang
kata-kata yang secara makna mengandung pertentangan, tetapi pertentangan makna ini bersifat berjenjang/bertahap/bertingkat. Contoh:
o    dingin >< hangat >< panas
o    kaku >< lentur >< elastis
o    mahal >< wajar >< murah
Kontras adalah kata-kata yang mengandung seluruh atau sebagian makna yang bertentangan secara tajam dan jelas. Jika kata-kata semacam ini dinegatifkan, makna kata yang menjadi penentangnya akan serta-merta muncul. Contoh:
• kaya >< melarat; kaya >< miskin.
kaya mengandung makna yang bertentangan secara tajam terhadap melarat, tetapi merupakan antonim melengkapi terhadap miskin.
• pintar >< tolol; pintar >< bodoh.
pintar mengandung makna yang bertentangan secara tajam terhadap tolol, tetapi merupakan antonim melengkapi terhadap bodoh.
• melarat – miskin atau tolol – bodoh merupakan sinonim semirip.
Kontras juga dapat dibentuk melalui afiksasi seperti, non-, a-, anti, awa-, nir-, tan-. Contoh:
•    komunis >< nonkomunis
•    susila >< asusila
•    mapanisme >< antimapanisme
•    berawak >< awaawak
•    laba >< nirlaba
•    baku >< tanbaku
Antonim disebut juga lawan kata, yaitu hubungan antara satu kata dengan kata yang lain yang dianggap berlawanan.
Contoh:
– siang > < malam
– pulang > < pergi
– kaya ><miskin
– panjang> < pendek
– hidup > < mati
Contoh dalam kalimat:
– Orang yang kaya itu membeli mobil.
Orang yang miskin itu tidak dapat membeli mobil.
– Rambutnya panjang sekali.
Rambutnya pendek sekali.





SINONIM


Sinonimi

Istilah sinonim (Inggris : synonym) berasal dari bahasa yunani syn ‘dengan’ dan onama ‘nama’. Sinonimi adalah nama lain untuk benda atau hal yang sama. Sinoniminmerupakan kata-kata yang bermakna pusat ( denotasi ) sama tetapi berbeda nilai, rasa, nuansa, atau konotasinya. Sinonim berwujud kata-kata yang maknanya sama atau mirip dengan bahasa lain.
Hubungan antara kata yang sama makna dengan kata lain yang menyamainya disebut kesinoniman (sinonimi). Kesinoniman dapat diukur dengan dua kriteria, yakni :
1.     Kata-kata yang bersinonim itu memiliki makna yang mirip dan saling bertukar dalam semua konteks yang disebut sinonimi total;
2.     Kata-kata yang bersinonim itu memiliki identitas makna konseptual dan makna asosiatif yang sama yang disebut sinonimi sempurna.
Berdasarkan dua kriteria diatas terdapat berbagai jenis sinonim, antara lain sebagai berikut.
a.       Sinonim total-sempurna : memiliki identitas makna konseptual dan asosiatif yang sama dan saling bertukar dalam semua konteks. Sinonim ini jarang ada sehingga dipakai alasan untuk menolak adanya sinonim.
b.      Sinonim sempurna tantotal : memiliki identitas makna konseptual ddan asosiatif yang sama tetapi tidak dapat saling mengganti dalam semua konteks.Misalnya,
 penimbunan dan spekulasi.
c.       Sinonim total tansempurna  : tidak memiliki identitas yang sama tetapi saling mengganti dalam setiap konteks. Misalnya, kata bantuan dan pertolongan.
Pertimbangkan kalimat berikut ini.
1.      Dia memberikan bantuan kepada kami.
2.      Dia memberikan pertolongan kepada kami.
Kenyataannya, jarang ada kata-kata yang bersinonim secara mutlak. Meskipun kecil atau sedikit, tentu ada bedanya. Perbedaan nuansa makna dalam sinonim dapat dilihat dari segi (a) makna dasar dan makna tambahan, (b) nilai rasa atau emotipnya, (c) kelaziman pemakaian atau kolokasiny, dan (d) distribusinya



a.      Sinonim dengan Nuansa Makna Dasar dan Tambahan

Sinonim
Makna Dasar
Makna Tambahan
-          Menoleh

-          Menatap
-          Mengerling

-          Mengawasi

-          Menengok
-          Menonton
-          Mengintai

-          Mengintip

-          menyaksikan
Melihat

Melihat
Melihat

Melihat

Melihat
Melihat
Melihat

Melihat

Melihat
Dengan berpaling ke kiri, ke kanan, ke belakang.
Dekat-dekat dengan seksama.
Dengan mata bergerak ke kiri atau ke kanan.
Dengan memperhatikan gerak-gerik / kegiatan.
Dengan maksud hendak menjenguk.
Tontonan atau pertunjukan.
Dengan sembunyi-sembunyi untuk mengetahui gerak gerik orang lain.
Melalui lubang kecil atau semak-semak.
Langsung dari dekat dengan mata kepala sendiri.


b.      Sinonim dengan Nuansa Nilai Rasa (Emotif)

-          kucingnya
      Mati
·        meninggal
·        mangkat
·        gugur
·        tewas
·        berpulang
Tergilas mobil



c.       Sinonim dengan Nuansa Kelaziman Pemakaian
Sinonim
Lazim
Tidak lazim
-          besar
jalan besar
hari besar
rumah besar
kota besar
·        jalan agung
·        hari raksasa
·        rumah akbar
·        kota raya


d.      Sinonim dengan Nuansa Distribusinya
Sinonim
Distribusi sama
Distribusi tak sama
-          Sudah
-          setelah
Sudah           makan
telah
Makan         sudah
                     telah
















Antonimi

Istilah antonimi (Inggris : antonym) berasal dari bahasa Yunani anti ‘lawan’ dan onama ‘nama’. Antonim adalah lawan kata, nama lain untuk benda yang lain, atau kata-kata yang berlawanan maknaya.
Misalnya :
                besar X kecil
                bapak X ibu
hubungan antara kata-kata yang berantonimdisebut antonimi. Antonimi disebut juga oposisi makna. Konsep ini mencakup kata-kata yang benar-benar berlawanan makna sampai dengan kata-kata yang hanya berkontras saja.
Jenis-jenis Antonim
1.      Antonim Kembar/mutlak
2.      Antonim Majemuk
3.      Antonim Gradual/kutub
4.      Antonim Relasional/ kebalikan
5.      Antonim Hierarkial

1.      Antonim Kembar/mutlak
Kata-kata yang berlawanan makna terbatas hanya dua unsur saja.
Contoh:
·        perjaka X gadis
·        jantan X betina
·        jauh X dekat

2.      Antonim Majemuk
Perlawan kata dengan beberapa kata.
Contoh:
·        Merah X tidak merah
(seperti : putih, hijau, biru)
·        Januari X bukan januari
(februari, maret, april,...)

3.      Antonim Gradual
Perlawanan dengan tingkat makna.

Contoh:
·        Gemuk X agak gemuk
·        Gemuk X kurang gemuk
·        Gemuk X tidak gemuk

4.      Antonim Relasional
Makna yang berlawan itu saling mengkapi atau komplemeter.

Contoh:
·        Menjual X membeli
·        Memberi X menerima
·        Maju X mundur

5.      Antonim Hierarkial
Makna yang perlawanan itu saling menyatakan suatu deret jenjang atau tingkatan.

Contoh:
·        Mm, cm, dm, m ,km, ...
·        Prajurit, sersan, letnan, kolonel, ...
·        Gram, ons, kg, kwintal, tons

1 komentar: